Resesi Dunia Makin Dekat, Ekonomi Kian Gelap
Redaksi | Jumat, 07 Oktober 2022, 15:35 WIB | 99 dibaca
Kristalina Georgieva. | Foto twitter
Jakarta, bensor.co.id - Dampak Pandemi Covid-19 belum usai, segera disambut dengan Perang Rusia vs Ukraina. Krisis pangan dan energi segera terasa di Eropa dan belahan dunia lainnya.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mendesak para pembuat kebijakan global untuk mengambil tindakan guna meredam risiko resesi global.
Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (7/10/2022), Georgieva mengatakan bahwa saat ini sangat penting untuk menstabilkan ekonomi global dengan mengatasi tantangan yang paling mendesak, termasuk inflasi yang merajalela.
Akan tetapi, Georgieva juga memperingatkan proses tersebut tidak akan mudah dan mengakui bahwa jika bank sentral bergerak terlalu agresif untuk menekan tekanan harga, hal itu bisa memicu penurunan ekonomi yang "berkepanjangan".
"Ini tidak akan mudah, dan upaya itu tidak akan dilalui tanpa rasa sakit dalam waktu dekat," kata Georgieva dalam pidatonya di Georgetown University.
"Di tengah pandangan global yang semakin gelap ... risiko resesi meningkat," bebernya, mencatat bahwa sepertiga negara diperkirakan akan mengalami setidaknya dua perempat kontraksi.
Georgieva juga mengatakan, "Bahkan ketika pertumbuhan positif, masih akan terasa seperti resesi." Menurut dia, hal ini dikarenakan lonjakan harga pangan dan energi yang mengikis pendapatan.
IMF pun kembali menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global 2023 mendatang, dalam laporan yang akan diterbitkan pekan depan untuk pertemuan tahunan.
"Dalam waktu kurang dari tiga tahun kita akan hidup melalui guncangan, setelah guncangan lainnya," ujarnya.
Georgieva menekankan perlunya kebijakan fiskal untuk membantu masyarakat yang paling rentan, tetapi juga memperingatkan bahwa upaya harus ditargetkan "dengan fokus tajam pada rumah tangga berpenghasilan rendah", untuk menghindari tindakan melawan kebijakan moneter saat ini.
"Pengetatan yang tidak cukup memang akan menyebabkan inflasi mengakar, tetapi bank sentral bergerak terlalu banyak dan terlalu cepat--dan melakukannya dengan cara yang sinkron di seluruh negara--dapat mendorong banyak ekonomi ke dalam resesi yang berkepanjangan," jelas Georgiva.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari lebih dari 180 negara akan berkumpul pekan depan di Washington untuk pertemuan langsung pertama bersama Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia sejak 2019, sebelum pandemi Covid-19.
Pertemuan itu datang saat ekonomi global menghadapi masa sulit, dengan sebagian besar pandemi yang sudah terkendali, tetapi melonjaknya harga dan kenaikan suku bunga serta menghambatnya pemulihan. (Net)
Editor Kholis